Welcome to SPK Anak Muda GBI Basilea Christ Cathedral Web Site ...

Selasa, 04 Desember 2012

Retreat ke Mesir - CAIRO & SINAI

MELIHAT NEGERI TEMPAT PENGUNGSIAN ABRAM/ABRAHAM DAN KETURUNANNYA 

  
tidak ada suatu bangsa di dunia ini yang keberadaannya dalam Alkitab disebutkan sebanyak 648 kali, dan memiliki sungai yang namanya juga disebutkan dalam Alkitab yang sama sebanyak 36 kali
" Kepada keturunanmulah KUberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat " (Kej 15:18)


SUNGAI NIL

[Kel. 2:5-6] (5) Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. (6) Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."
Baca juga: [Kej. 41:1] Penglihatan kepada Firaun di tepi Sungai Nil; [Kel. 2:3] Musa di hanyutkan di Sungai Nil; [Kel. 1:22] Firaun memerintahkan rakyatnya membunuh anak-anak Israel dengan membuangnya ke sungai Nil; [Kel. 4:9 s/d 8:14] Tuhan Menulahi sungai Nil.
Suatu hal yang tidak dapat dikatakan mudah untuk menelusuri perjalanan sejarah bangsa Mesir yang sudah berdiam diatas bumi ini selama kurang lebih 6000 tahun. Menelusuri perjalanan panjang kebudayaan dan keberadapan bangsa Mesir, yang tentu saja dapat dikatakan tidak dapat dilepaskan dari icon Sungai Nil yang telah menemaninya sejak awal keberadaban mereka sampai dengan saat ini.

Yang lebih mengherankan dan hampir boleh dikatakan tidak ada suatu bangsa di dunia ini yang keberadaannya dalam Alkitab disebutkan sebanyak 648 kali, dan memiliki sungai yang namanya juga disebutkan dalam Alkitab yang sama sebanyak 36 kali, suatu yang mengagumkan yang mungkin kita harus mencari alasannya, mengapa Allah melakukan hal besar itu atas bangsa ini.
Secara umum hampir boleh dikatakan, seluruh suku bangsa di dunia, tidak pernah dapat terlepas dari sungai (air) sebagai sumber kehidupan mereka, demikian juga tentunya dengan bangsa Mesir, tidaklah terlalu mengherankan, jika kemudian dikatakan bahwa bangsa Mesir sangat tergantung sekali dengan sungai besar yang melintas dari selatan ke utara dan berakhir di Laut Mediterania ini.
 Berdasarkan penemuan arkeologi kehidupan mula-mula bangsa ini berawal di sepanjang Sungai Nil, dari hulu sampai ke hilir, dari selatan sampai ke utara, disanalah mereka memulai kehidupan dan para bangsawan mereka membangun kerajaan dan kebudayan di sepanjang sungai ini. Bahkan sampai hari ini Sungai Nil masih dianggap sebagai sumber segala hal di Mesir.

Sungai Nil, memiliki panjang 6.671 km dimana 1550 km bagiannya berada di Mesir. Nama kuno dari sungai Nil adalah " Iteru", nama Yunaninya adalah "Nelios", berarti "Sungai yang terletak di Lembah".
Sumber sungai Nil berasal dari danau Victoria, di Uganda bagian sungai Nil ini disebut juga sebagai sungai Nil Putih (White Nile) sedangkan bagian lainnya yang terdapat di Ethiopia disebut sebagai sungai Nil Biru (Blue Nile) mengalir melalui Zaire, Kenya, Tanzanian, Rwanda, and Burundi, kedua sungai ini bertemu di Sudan dan berakhir di laut Mediterania.
Banyak sekali kegiatan di Sungai Nil pada siang hari, dimulai dari menyaksikan para nelayan air tawar melakukan kegiatannya, sampai dengan pelayanan wisata disekitar Sungai Nil berlayar menyusuri sungai tersebut di sekitar Cairo, sampai dengan pelayaran yang mencakup pelayaran 3 hari mengarungi Sungai Nil sampai ke daerah Bendungan Aswan.




GEREJA SAMPAH

Gereja Sampah. Saint Simon (Simeon) Shoemaker (Sama'an el-kharrāz dalam bahasa Arab), dikenal juga sebagai Simon The Tanner, jika diterjemakan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti Simon Si Penyamak Kulit. Saint Simon adalah seorang penganut Ortodoks Koptik ia hidup semasa pemerintahan Muslim Fatimiyah Khalifah Al-Muizz Li-Deenillah (953-975 AD). Dan pada waktu itu Abraham Suriah adalah Paus Koptik di Mesir.

Sesungguhnya St. Simon The Tanner bukanlah berasal dari gereja sampah. atau seorang rabi saat itu atau bukan juga pengelola Gereja Sampah; nama tersebut hanya di dedikasikan kepada St. Simon The Tanner sehubungan dengan ceritera mujizat terangkatnya bukit Muquattam, dimana Abraham Suriah Paus Koptik saat itu diminta untuk membuktikan kebenaran bagian Alkitab [Matius 17:20].

Karena Abraham meminta waktu tiga hari untuk pembuktian tersebut maka ia mengkompilasi sekelompok biarawan, imam dan tua-tua untuk bersamanya selama tiga hari tinggal di gereja untuk penebusan dosa. Pada pagi hari ketiga, saat Abraham berdoa di Gereja Perawan Suci Al-Mu'allaqa (Gereja Gantung), ia melihat Perawan Suci dan menyuruhnya pergi ke pasar besar serta berkata: “Engkau akan menemukan seorang pria bermata satu dan di bahunya membawa sebotol penuh air. Engkau harus memintanya untuk menyelesaikan apa yang dituntut daripadamu, karena ditangannya keajaiban akan terwujud”.

Abraham mendengarkan Perawan Suci dan segera pergi ke pasar dimana ia akan bertemu dengan pria itu. Pria yang dimaksud adalah St. Simon The Tanner, yang telah dicabut matanya karena bagian Alkitab [Matius 5:29-30]. Pada saat itu, kebanyakan dari orang-orang Koptik (Kristen) di Mesir adalah pengrajin. Termasuk juga St. Simon yang bekerja di salah satu kerajinan penyamakan kulit (pembuatan sepatu) yang ada di Babel (Old Cairo). Kerajinan tersebut masih dikenal disana sampai hari ini.

Setelah menceriterakan maksud dan tujuannya maka Simeon (St Simon The Tanner) mengatakan kepada Abraham untuk pergi dengan para imam dan semua umat-Nya ke gunung Muquattam, juga bersama mereka yang meminta Abraham untuk membuktikan bagian Alkitab [Matius 17:20]. Simeon juga meminta Abraham untuk menangis dan berdoa mengucapkan kalimat “Ya Tuhan, kasihanilahí” sebanyak tiga kali, serta membuat tanda salib diatas gunung tersebut. Abraham mengikuti seluruh apa yang diminta oleh Simeon dan Bukit Mokattam pun terangkat dan bergeser.

Setelah mukjizat dilakukan segeralah Abraham teringat akan Simeon dan ketika Abraham mencari St. Simon The Tanner, ia telah menghilang dan tak seorang pun bisa menemukannya. Baru kemudian selama tahun 1989-1991, para pendeta Koptik dan para arkeolog mencari peninggalan dari St. Simon si penyamak kulit dan kerangkanya ditemukan di Gereja St Maria (Gereja Gantung). Ditemukan pada tanggal 4 Agustus 1991, tepat satu meter di bawah permukaan gereja.

Dalam gereja dimana kerangka St. Simon ditemukan juga terdapat sebuah lukisan yang menggambarkan Paus Koptik Abraham dan seorang lainnya yang berkepala botak membawa dua botol air untuk menyamak. Sosok tersebut kemungkinan terbesar adalah St. Simon The Tanner karena ia dikenal sebagai pembawa wadah (jar) untuk masyarakat miskin. Wadah air (Jar) juga ditemukan dalam gereja yang tertera tanggal lebih dari seribu tahun dan diyakini sebagai wadah (jar) air tanah liat yang digunakan oleh St. Simon Tanner untuk membawa air bagi masyarakat miskin. Jar itu saat ini disimpan di Gereja Saint Simon di bukit Muquattam yang saat ini dikenal sebagai Gereja Sampah.


BEN EZRA SYNAGOUGE

[Kel. 2:5] Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.

Rumah ibadah ini dikatakan juga dibangun di atas lokasi dimana Nabi Musa telah ditemukan oleh Putri Firaun pada saat ia masih bayi yang dihanyutkan di sungai Nil. Dahulu lebar sungai Nil pada saat itu mencapai daerah dimana saat ini komplek Kristen Koptik berada (saat ini lebar sungai Nil sudah semakin mengecil).


Situs lainnya yang akan kita singgahi masih terdapat dalam satu kesatuan komplek Kristen Koptik di Mesir; adalah, rumah ibadah orang Yahudi di Kairo, yang bernama Ben Ezra Synagogue.
Rumah ibadah ini berdasarkan penelitian arkeologi diperkirakan sebagai rumah ibadat tertua yang ada di Kairo. Nama lain dari Ben Ezra Synagouge adalah El-Geniza Synagouge.

Berdasarkan catatan sejarah situs ini dahulu, atau tepatnya pada abad ke-8, adalah bagian gereja yang berlokasi dibelakang Gereja Gantung El Muallaqah yang terpaksa dijual kepada Rabi Abraham Ben Ezra dari Yerusalem seharga 20.000 dinar, dikarenakan orang-orang Koptik saat itu harus membayar pajak yang demikian tinggi kepada pemerintah yang berkuasa di Mesir.
Rumah ibadah ini dikatakan juga dibangun pada lokasi dimana Nabi Musa saat ia masih bayi dihanyutkan di sungai Nil yang kemudian ditemukan oleh putri Firaun bersama-sama para dayangnya saat mereka sedang mandi di sungai itu.
Walaupun bangunan asli telah lama runtuh, tetapi renovasi yang dilakukan disesuaikan dengan bentuk aslinya, sehingga rumah ibadah itu seakan-akan sesuai dengan bentuk aslinya. Ben Ezra Synagogue dibangun dengan gaya Basilican berlantai dua, satu untuk pria dan lantai kedua untuk wanita.


Lantai utama dipisahkan oleh batang baja menjadi tiga bagian, dan di tengah terdapat batu marmer untuk tempat membaca Taurat. Dinding, langit-langit dan kolom yang dihiasi dengan pola geometris dan bunga dalam gaya Turki.
Tapi satu hal yang menjadikan Sinagoga ini sangat populer keberadaannya, adalah penemuan ruang Geniza (sebuah ruangan tersembunyi tempat penyimpanan buku-buku suci dan gulungan Taurat) dan juga termasuk salinan Kitab Perjanjian Lama yang ditulis tangan oleh Esra diatas kulit rusa. Penemuan diperoleh selama berlangsungnya rekonstruksi Synagogue pada abad ke-19, yang mengungkapkan ribuan dokumen asli dari Abad pertengahan yang berjumlah lebih dari 250.000 naskah.

Dokumen-dokumen yang ditemukan dalam ruang Geniza kebanyakan ditulis dalam bahasa Ibrani dan Arab, yang bercerita tentang keberadaan orang-orang Yahudi yang hidup di Mesir selama abad-abad pertengahan. Dokumen-dokumen langka yang ditemukan juga berisi interpretasi dari Kitab Perjanjian Lama dan kutipan-kutipan penelitian-penelitian berbahasa Ibrani yang diduga peninggalan dari Rabi Abraham Ben Ezra dari Yerusalem.
Tulisan-tulisan yang diperoleh dari penemuan dalam ruang Geniza di Ben Ezra Synagouge menceritakan tentang organisasi sektarian dan bagaimana hubungan antara sekte-sakte Yahudi yang berbeda-beda. Sebagian gulungan lainnya juga bercerita tentang rekonstruksi ekonomi politik dan sosial orang Yahudi selama mereka berada di Mesir pada abad pertengahan itu, demikian juga cara-cara mereka berhubungan dengan Kaum Arab Muslim selama periode tersebut.

Temuan perpustakaan dalam ruang Geniza di Ben Ezra Synagouge direstorasi sedemikian rupa dan diresmikan pada tanggal 25 November 1997. Saat ini komunitas Yahudi yang tadinya berjumlah lebih dari 80.000, telah menyusut, dan pada tahun 1922 menjadi hanya tinggal 250 orang, dan hampir seluruhnya sudah berusia lanjut. keberadaan mereka saat ini boleh dibilang tinggal beberapa keluarga saja.

Saat ini fungsi Ben Ezra Synagouge lebih merupakan suatu peninggalan sejarah dari keberadaan umat Israel yang pernah bermukim di Mesir dan merupakan situs wisata ziarah umat Kristen dan Yahudi.

Jasa pelayanan ibadah masih tetap diadakan dan Ben Ezra Synagogue tetap buka setiap hari, khususnya untuk para wisatawan yang berkunjung dalam satu kesatuan komplek Kristen Koptik; hanya saja melalui beberapa pemeriksaan keamanan yang cukup ketat, bahkan Anda tidak diperbolehkan melakukan pemotretan di dalam ruangan Ben Ezra Synagogue.


ST. SERGIUS CHURCH ( ABU SERGA )

[Mat. 2:13] Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.

Baca juga: [Mat. 2:14-15] Penyingkiran Ke Mesir; [Mat 2:15] Pembunuhan Anak2 di Betlehem; [Mat. 2:19-23] Kembali dari Mesir; [Kej. 12:10] Abram di Mesir; [Kej. 46:2-4] Yakub pindah ke Mesir; [Kel. 3:6-22] Musa diutus Tuhan [Yer. 43:1-7] Yeremia dipaksa mengungsi ke Mesir; [Yes. 19:1-25] Ucapan ilahi terhadap Mesir; [Mika 7:11-12] Pengharapan Baru Bagi Sion.
Anda pasti tahu bahwa Tuhan Yesus Kristus dilahirkan di Bethlehem, dan berdasarkan Alkitab saat itu Keluarga Kudus kedatangan orang-orang bijak dari Timur (orang Majus), untuk melihat dan menyembah Yesus, dan segera setelah kepergian mereka, Malaikat Tuhan muncul kepada Yusuf dalam mimpi, yang secara lengkap kita dapat ikuti dalam Injil [Baca Mat. 2:13-15]. Demikian firmanNya:

(13) Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia. (14) Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, (15) dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku".
Nubuatan Alkitab itu "Ya dan Amien" Ia yang berkuasa ber-Firman bahwa di akhir zaman Mesir akan hidup berdampingan dengan Asyur dan Israel. Mereka akan menyembah Allah yang hidup, dan yang lebih menakjubkan, bahkan akan ada suatu jalan raya yang berhubungan langsung (mungkin semacam jalan toll) dari Asyur ke Mesir dan Mesir ke Asyur melintasi negara Israel; melihat peta saat ini, itu berarti badan jalan yang menghubungi Mesir dan Asyur ini, bagian badan yang terbesar akan berada di Israel.

[Baca Yes. 19:18-25, Mika 7:11-12] ini lah salah satu alasan mengapa kita juga melakukan perjalanan ziarah ke Mesir, negeri yang dijanjikan akan berdampingan dengan Israel dalam hal penjembahan kepada Allah yang hidup, negeri yang acap-kali menjadi tempat perlindungan bagi umatnya (tentu saja dalam berbagai bentuk dan alasan, ingat! Abraham, Yakub (Israel), Yusuf dan juga Tuhan Yesus yang harus mengungsi ke Mesir).
Dalam Injil Matius memang tidak terdapat keterangan rinci tentang tempat tinggal Keluarga Kudus pada waktu mereka mengungsi ke Mesir, tetapi sejumlah cerita apokrif memuat rincian tersebut dan cerita-cerita ini sangat penting bagi Gereja Koptik Mesir. Menurut mereka Keluarga Kudus tetap tinggal di Mesir untuk sedikit lebih dari tiga setengah tahun. Bahkan, terdapat sembilan belas situs di Delta Nil dan Mesir Hulu yang diakui tradisi Kristen sebagai telah tempat dimana Keluarga Kudus pernah berhenti atau tinggal untuk waktu tertentu.

Maka tersebutlah Gereja Abu Serga (St. Sergius Church) yang diyakini sebagai salah satu tempat tinggal Yesus, Maria dan Yusuf selama berada di pengasingan di Mesir. Sejarah dan arkeolgi mencatat juga, bahwa selama lebih kurang 3 tahun sesungguhnya keluarga Kudus ini selalu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Dari banyak penemuan situs-situs tempat pengasingan Keluarga Kudus ini, sejarah mencatat bahwa Gereja Abu Serga (St. Sergius Church) adalah tempat yang paling sering dikunjungi oleh para peziarah.
Mengapa Gereja Abu Serga (St. Sergius) yang terletak di selatan Kairo, di timur Sungai Nil ini menjadi penting, hal itu terbentuk karena berhubungan dengan salah satu dari beberapa tempat tinggal Keluarga Kudus.
Menurut cerita apokrif di tempat inilah Keluarga Kudus berlindung, pada sebuah gua yang saat ini berada tepat di ruang bawah tanah di bawah Gereja Abu Serga (St. Sergius Church). Kemudian di atas gua itulah Gereja Abu Serga dibangun tepatnya pada abad ke-4 Masehi. Gereja Abu Serga pernah terbakar sekitar tahun 750 AD, dan dibangun kembali abad ke 8, gereja ini terletak di tengah-tengah benteng Babilonia, dan sejak saat itu telah beberapa kali direnovasi. Gereja ini didedikasikan untuk St. Sergius dan St. Bacchus mereka menjadi Kristen, dan disiksa sebagai Martir. Mereka adalah pengawal emperium Romawi timur Galerius Maximianus (305-11 AD).

Gereja Abu Serga (St. Sergius Church) dibangun dengan gaya Basilcan. Terdapat 2 baris tempat duduk di bagian tengah gereja. dan terdapat 12 pilar marmer penyanggah mimbar yang diyakini sebagai simbol dari 12 murid Yesus, dimana satu pilar tersebut terbuat dari marmer berwarna abu-abu, yang menggambarkan Yudas Iskariot. Setiap tahun tepatmya pada tanggal 1 Juni di gereja ini dilakukan upacara untuk mengenang kedatangan Keluarga Kudus yang dirayakan oleh umat Kristen Koptik, perayaan berlokasi di Gua dimana pernah tinggal Keluarga Kudus



GUNUNG SINAI

Mount Sinai. Gunung Sinai (Ibrani : הר סיני Har Sinai) (Arab : طور سيناء Tur Sina’ atau Jabal Musa جبل موسى), juga dikenal sebagai Gunung Horeb, Gunung Musa, Gabal Musa (Arab Mesir), Jabal Musa (Arab) yang berarti "Gunung Musa", adalah sebuah gunung dekat Saint Catherine di Semenanjung Sinai dari Mesir .


Dalam bahasa Arab kata-kata Jabal dan Tur memiliki makna yang sama. Gunung yang menjadi sangat terkenal di mana Alkitab menyatakan bahwa Sepuluh Perintah Allah diberikan kepada Musa oleh Allah untuk menjadi pedoman umat-Nya Israel. Dalam ayat-ayat Alkitab tertentu peristiwa ini terjadi di Gunung Horeb .

Horeb maupun Sinai pada dasarnya dianggap merujuk ke satu tempat yang sama.
Masih ingat 40 tahun pengembaraan Musa dan Israel [Baca: Ul 2:14 dan bandingkan dengan Bil. 10:11] dimana dalam pengembaraannya juga Allah juga menurunkan Manna dari langit dan mendatangkan burung puyuh dari segala penjuru. Disanalah tersebut penjara yang sangat luas dan tandus Sinai. Walau sampai saat ini sebagian besar tempat yang disebutkan dalam Alkitab Keluaran tidak diketahui dengan jelas tempatnya, namun kita percaya dengan iman bahwa Alllahnya Abraham-Ishak-Yakub yang memimpin bangsa ini keluar dari Mesir dan berkenan menetapkan peraturan bagi umatnya ditempat ini dan melalui Musa utusan-Nya menurunkan 10 Perintah Allah yang disebut sebagai 10 Hukum Taurat [Baca: Keluaran 31: 18].

Kita ketahui juga Musa dan Israel menyeberangi Laut Merah dan setelah melalui perjalanan yang sangat panjang bahkan melalui peperangan, pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari Mesir tibalah mereka di padang gurun Sinai lalu berkemahlah mereka disitu di depan gunung itu [Baca: Keluaran 19: 1-2].



Mari kita renungkan mengapa Mesir juga menjadi negeri yang dipilih Allah untuk Abram (nama Abraham, sebelum namanya diganti menjadi Abraham) dan keturunannya :

Sungai Mesir (sungai Nil) juga dipakai sebagai batas Tanah Perjanjian dari Allah kepada Abram :
" Kepada keturunanmulah KUberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat " [Baca: Kej 15:18]

Demikian juga Yusuf yang dijual kepada saudagar Midian dan oleh mereka dijual ke Mesir [Baca: Kejadian 37:28]; Kemudian pengungsian Yakub dan anak-anaknya ke Mesir [Baca: Kejadian 46: 6];

Terakhir Tuhan Yesus pun diungsikan ke Mesir [Matius 2: 13]. Pelajarilah juga Hosea 11: 1 dan Matius 2: 15;

Mari berdoalah dan minta Tuhan membukakan hati dan pikiran Anda.



GEREJA KOPTIK

Koptik berasal dari bahasa Yunani ‘Copt’ yang artinya Mesir. Jadi Gereja Kristen Ortodoks di Mesir disebut sebagai 'Gereja Koptik'.

Orang-orang beragama Koptik mempunyai ciri khas tattoo salib kecil di pegelangan tangan mereka.

Dari 70 juta penduduk Mesir, 5 – 7 juta adalah dari Gereja Koptik, dan kebanyakan dari mereka tinggal di Kairo dan bagian Mesir tengah. Mereka mempunyai Patriark (Uskup, pemimpin tinggi agama) sendiri, dengan otoritas spiritual yang bertempat di Kairo dan Alexandria.

Sesuai dengan tradisi Kristen Gereja Koptik, Santo Markus mengenalkan agama Kristen di Mesir pada tahun 62.

Perpindahan agama secara besar-besaran terjadi sehingga mengubah Alexandria menjadi pusat agama Kristen. Akan tetapi begitu pula sebanding dengan pengejaran dari orang-orang Romawi yang meningkat. Hari-hari berdarah terjadi dibawah Kaisar Diokletianus, yang membunuh begitu banyak orang Kristen, sampai-sampai gereja Koptik membuat Kalendar Martir dari tahun 284, dari masa awal kekuasaannya.
Salib Gereja Koptik Ortodoks 


Informasi Cuaca Promised Land & Sekitarnya
Click for the latest Jakarta / Soekarno-Hatta weather forecast. Click for the latest Cairo Airport weather forecast. Click for the latest Aqaba Airport weather forecast.
Click for the latest Jerusalem Airport weather forecast. Click for the latest Galilee / Pina weather forecast. Click for the latest Amman Airport weather forecast.